Ngapain?
Ngapain? Sumber Gambar: jenius.com |
Menurut saya, "ngapain" adalah kata yang ajaib. Coba pikirkan, bagaimana kata ini bisa terbentuk? Dalam bahasa Indonesia, kita sering menggunakan kata "ngopi," yang merupakan bentuk singkat dari "mengopi." Kata "nyanyi" juga sangat umum digunakan, bahkan mungkin lebih sering daripada "menyanyi." Namun, bagaimana dengan kata "ngapain"?
Apakah pola pembentukannya berawal dari "mengapa," yang kemudian menjadi "ngapa," lalu mendapatkan imbuhan akhir "-in" sehingga terbentuklah "ngapain"? Kemungkinan lainnya, "ngapain" dibentuk dari kata dasar "apa" yang mendapatkan simulfiks "ng-" dan sufiks "-in" dalam ragam percakapan sehari-hari.
Contoh:
1. 👥: Kamu ngapain, sih, lihat-lihat saya terus?
👥: Kamu cantik banget hari ini.
2. 👥: Kamu lagi ngapain?
👥: Lagi nonton film, nih.
Perhatikan dua contoh di atas. "Ngapain" bisa menempati dua fungsi. Pada contoh pertama, "ngapain" mengartikan ‘Kamu mengapa/kenapa, sih, lihat-lihat saya terus?’. Dugaan pembentukan "ngapain" dari kata "mengapa" bisa terjawab di sini. Sementara itu, "ngapain" pada contoh kedua menggambarkan ‘Kamu lagi apa?’. Maka, "ngapain" pun bisa saja terbentuk pula dari formula dasar "apa".
Saya kira tidak adil untuk membedah bentuk dasar "ngapain" hanya melalui pola aktifnya saja. Kita tentu tidak pernah menggunakan "dimengapain" atau "dikenapain" sebagai bentuk pasif. Sebaliknya, "diapain" terdengar lebih familier.
Contoh:
"Jangan takut. Bilang saja ke aku kalau kamu diapa-apain sama dia!"
"Tadi AC-nya diapain? Kok, jadi panas banget?"
Contoh di atas semakin menegaskan bahwa "ngapain" terbentuk dari "apa," bukan "mengapa." Meskipun begitu, ia tetap dapat mengartikan "mengapa," seperti yang terlihat pada contoh nomor 1. Ajaib bukan?
Rujukan: Kridalaksana, Harimurti. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Artikel: narabahasa.id
Posting Komentar untuk "Ngapain?"