Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
https://rajabacklink.com/refferal.php?q=331715f2fe524ed42a3f58aabf89f08e2aa94951b628c93421

Kata Imbuhan: Fungsi, Jenis, Contoh, dan Maknanya

Pengertian Imbuhan. Sumber Gambar: liputan6.com

Anda pasti familiar dengan konsep kata imbuhan dari pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Imbuhan membagi jenisnya berdasarkan perubahan makna kata dasar. Kata dasar adalah yang paling sederhana dan sudah memiliki makna, tetapi berubah makna dan bentuk setelah menerima imbuhan.

Imbuhan adalah teknik penting dalam penulisan karya tulis atau sastra karena memengaruhi makna keseluruhan kalimat. Penting bagi penulis untuk memahami definisi imbuhan, jenis-jenisnya, fungsi, dan implikasi maknanya menurut ahli terkemuka.


Apa Itu Kata Imbuhan?

Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di akhir, di tengah, atau kombinasi dari ketiganya, untuk membentuk kata baru yang masih berhubungan dengan kata dasarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, imbuhan adalah tambahan (berupa awalan, sisipan, atau akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru; afiks.

Imbuhan berasal dari kata dasar "imbuh," yang berarti tambahan kecil. Imbuhan mendapat sufiks atau akhiran "-an" di akhirnya. Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan juga dikenal sebagai afiks, yang merupakan unsur penting dalam mengubah bentuk, jenis, dan makna kata.

Selain itu, imbuhan dapat diartikan sebagai bentuk linguistik dalam suatu kata yang merupakan unsur langsung dan bukan kata maupun pokok kata. Imbuhan mengubah leksem menjadi kata yang memiliki arti lengkap, seperti subjek, predikat, dan objek. Proses penambahan imbuhan ini disebut afiksasi.

Misalnya, kata dasar "minum" akan berubah makna bila diberi imbuhan "-an" di akhir kata menjadi "minuman." Kata "minum" merupakan kata kerja, sedangkan "minuman" adalah kata benda yang maknanya pasti berbeda.

Dengan demikian, imbuhan atau afiks memiliki peranan penting dalam pembentukan kata dasar menjadi kata turunan yang sudah diberi imbuhan. Para ahli pun memiliki pandangan masing-masing mengenai kata imbuhan.

Definisi Imbuhan Menurut Para Ahli 


1. Kridalaksana (2009:28-31)

Kridalaksana mengatakan bahwa imbuhan adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Ia mendeskripsikan imbuhan sebagai proses atau hasil penambahan afiks atau imbuhan pada dasar.

2. Richard dalam Putrayasa (2008:5)

Menurut Richard, afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.

3. Ramlan (1987:49)

Ramlan juga menyatakan bahwa proses afiksasi adalah proses penambahan afiks atau imbuhan. Menurut beliau, satu satuan yang diberi afiks atau imbuhan disebut bentuk dasar.

Kesimpulannya, pengimbuhan atau afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada kata dasar sehingga memiliki bentuk dan makna yang berbeda.

Fungsi Kata Imbuhan

Imbuhan berfungsi untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda, kata sifat, hingga kata kerja. Misalnya, kata dasar "batu" bisa menjadi kata sifat bila mendapatkan imbuhan "mem-" menjadi "membatu".

Berikut beberapa fungsi imbuhan yang harus dipahami oleh penulis:

1. Membentuk Kata Benda

Kata benda adalah kata yang merujuk pada benda, manusia, binatang, dan konsep. Kata benda sangat penting dalam sebuah kalimat karena digunakan sebagai subjek.

Adapun ciri-ciri kata benda biasanya berfungsi sebagai subjek, objek, dan pelengkap jika predikatnya adalah kata kerja. Kata benda dapat diikuti oleh kata sifat dan tidak dapat diperluas dengan kata "tidak".

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda meliputi pen-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Misalnya, "perkantoran" (per-an) dan "wartawan" (-wan).

Contoh kata benda dalam kalimat:
  1. Makanan yang dimasak itu untuk korban gempa.
  2. Pria tampan itu seorang pelukis terkenal di Indonesia.
  3. Mahmud membawa banyak makanan untuk perbekalan selama perjalanan.

2. Membentuk Kata Kerja

Kata kerja adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Ciri-ciri kata kerja meliputi:
  • Fungsi utama sebagai predikat
  • Bermakna sebagai proses atau keadaan
  • Tidak bisa digabungkan dengan adverbial
Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja meliputi me-, mem-, ber-, per-, ter-, di-, -kan, ter-kan, dan di-i. Misalnya, "menari", "berkuda", atau "bernyanyi".

Contoh kata kerja dalam sebuah kalimat:
  1. Ibu membakar sampah di belakang rumah.
  2. Bagas memukul Anton dengan sangat keras.
  3. Pak Agus berlari setiap pagi.

3. Membentuk Kata Sifat 

Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan untuk mengubah kata benda atau kata ganti sehingga memberikan deskripsi yang lebih spesifik. Kata sifat dapat menggambarkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, dan menekankan suatu kata.

Ciri-ciri kata sifat yang mempermudah pemahaman termasuk kemampuannya untuk ditambahi kata keterangan pembanding, kata keterangan penguat, dapat diulang, dan dapat diingkari dengan kata "tidak".

Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata sifat meliputi -i, -wi, -iah, ter-, -er, -al, -ik, dan -is. Contohnya, seperti agamis, manusiawi, duniawi, atau ilmiah.

Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat, seperti:
  1. Bagus adalah orang yang sangat tidak manusiawi dengan pembantunya
  2. Sinta merupakan murid terpandai di kelasnya
  3. Aderai adalah petinju terkuat di antara rekan-rekannya.

4. Membentuk Kata Bilangan 

Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah dari wujud (orang, binatang, atau barang), atau urutan dalam suatu rangkaian angka. Posisi kata bilangan biasanya berada sebelum kata benda untuk memberikan informasi tentang jumlah.

Jenis-jenis kata bilangan mencakup kolektif, distributif, klitika, tak tentu, ukuran, tingkat, dan pecahan. Kata bilangan ini sering disalahartikan sebagai kata keterangan atau kata sifat karena fungsinya yang mirip dalam kalimat.

Namun, kata bilangan memiliki fungsi spesifik dalam menyatakan satuan jumlah atau angka. Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata bilangan termasuk se-, ke-, ber-, dan variasinya. Contohnya, seperti "ketiga", "sepuluh", "berlima", "kedua", dan lain-lain.

Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, adalah sebagai berikut:
  1. Sepuluh peserta dalam penelitian kecil ini dipantau selama enam bulan.
  2. Tahun ini, anak pertama saya akan ulang tahun kedua
  3. Ketiga anak Ibu Santoso kuliah di luar negeri.

5. Membentuk Kata Keterangan 

Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberikan informasi tambahan dalam suatu kalimat, seperti keterangan tempat, waktu, alat, sebab akibat, dan lain-lain.

Fungsi kata keterangan adalah memberikan penjelasan mengenai kata sebelum atau sesudahnya dalam kalimat. Penting untuk dicatat bahwa kata keterangan terdiri dari satu kata saja, bukan dalam bentuk frasa atau klausa.

Imbuhan yang sering digunakan untuk membentuk kata keterangan antara lain di-, se-, -nya, dan -an. Contoh penggunaannya seperti "sepertinya", "habis-habisan", "seindah-indahnya", dan lain-lain.

Contoh kata keterangan dalam suatu kalimat, seperti:
  1. Muhaimin menjadi juara pertama lomba lari di sekolah. 
  2. Dewi membeli baju baru untuk lebaran kemarin
  3. Ibu Naufal akan sangat bangga seandainya anaknya menang lomba matematika.

Jenis - jenis Imbuhan


1. Imbuhan Berdasarkan Posisinya

Kata imbuhan terbagi berdasarkan posisinya menjadi empat jenis, yaitu prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), dan konfiks (gabungan awalan dan akhiran). Setiap posisi imbuhan ini memberikan makna yang berbeda.

a. Prefiks (Awalan)

Prefiks adalah jenis imbuhan yang ditempatkan di awal kata dasar. Contoh imbuhan awalan meliputi meng-, ter-, ber-, ke-, per-, peng-, mem-, men-, dan lainnya. Contoh kata dengan prefiks adalah "beranak", "pengerat", "melamar", "tertutup", "dibaca", "serumah", dan lain-lain.

b. Sufiks (Akhiran)

Sufiks adalah jenis imbuhan yang ditempatkan di akhir kata dasar. Contoh imbuhan akhiran meliputi -an, -kan, -nya, -i, dan lainnya. Contoh kata dengan sufiks adalah "timbangan" (-an), "panaskan" (-kan), "beresi" (-i), "bajunya" (-nya), "lamaran" (-an), dan sebagainya.

c. Infiks (Sisipan)

Infiks adalah jenis imbuhan yang disisipkan di tengah-tengah kata dasar. Contoh imbuhan sisipan meliputi -em-, -el-, -in-, -er-, -eh-, dan sebagainya. Contoh kata dengan infiks adalah "melaju" (-el-), "temali" (-em-), "seruling" (-er-), dan lain-lain.

d. Konfiks (Gabungan Awalan dan Akhiran)

Konfiks atau simulfiks adalah jenis imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar. Contoh imbuhan konfiks meliputi kombinasi seperti ke-an, per-an, ber-an, di-i, di-kan, peng-an, memper-i, memper-kan, me-kan. Contoh kata dengan konfiks adalah:
  1. Ketakutan
  2. Perkotaan
  3. Seandainya
  4. Berduaan

Apakah kamu masih bingung kata yang tepat antara “di sini” dan “disini”? Pahami penggunaan awalan ‘di’ dan kurangi kesalahan dalam menulis.

2. Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya

Kata imbuhan dapat dibedakan berdasarkan frekuensi penggunaannya menjadi dua jenis: imbuhan produktif dan imbuhan tak produktif.

a. Imbuhan Produktif

Imbuhan produktif adalah imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan tinggi dalam pembentukan kata-kata baru. Contoh imbuhan produktif meliputi se-, ber-, meng-, peng-, per-, dan lain-lain.

b. Imbuhan Tak Produktif

Imbuhan tak produktif adalah imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan rendah dalam pembentukan kata-kata baru. Contoh imbuhan tak produktif mencakup -em, -el, -wati, -is, -er, dan sejenisnya.


3. Imbuhan Untuk Serapan Bahasa Asing

Imbuhan dalam bahasa Indonesia juga dapat berasal dari serapan Bahasa asing, seperti -I, -man, -wan, -wati, -iyah, -is, -sasi, dan -isme. Beberapa di antaranya adalah:

a. Imbuhan Bahasa Arab

Imbuhan Bahasa Arab digunakan sebagai pembentuk atau penanda kata sifat. Contoh imbuhan ini termasuk -ah dan -i, yang digunakan dalam kata-kata seperti:
  1. Manusiawi
  2. Alamiah
  3. Alami

b. Imbuhan Bahasa Sansekerta

Imbuhan Bahasa Sanskerta berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Contoh imbuhan dari Bahasa Sanskerta meliputi -man, -wan, dan -wati, yang digunakan dalam kata-kata seperti:
  1. Budiman
  2. Wartawan
  3. Pragawati
Imbuhan-imbuhan ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya kosakata Bahasa Indonesia dengan aspek-aspek kultural dan linguistik dari Bahasa Sanskerta. 

c. Imbuhan Bahasa Inggris

Imbuhan Bahasa Inggris berfungsi sebagai pembentuk kata sifat. Contoh imbuhan Bahasa Inggris termasuk -an, -en, -is, -if, dan -al, yang digunakan dalam pembentukan kata-kata seperti:
  1. imigran
  2. Presiden
  3. Egois
  4. Deskriptif
  5. Formal
Imbuhan-imbuhan ini sering digunakan dalam Bahasa Indonesia untuk menambah variasi dan detail dalam menyampaikan makna dalam kata-kata yang terkait dengan konteks atau aspek-aspek bahasa dan budaya dari Bahasa Inggris.

Makna Kata Imbuhan 

Makna pengimbuhan sangat berhubungan dengan fungsi semantik pada bentuk kata yang kompleks. Penggunaan imbuhan dapat mengubah makna dari kata dasar. Berikut ini adalah contoh makna dari kata dasar yang diberi imbuhan:

1. Prefiks (Awalan)

a. Makna imbuhan awalan "ber-"

Kata imbuhan di awal kata dasar yang menggunakan "ber-" dapat memiliki berbagai makna, seperti:
  • Berpisah (bermakna menjadi)
  • Brrteman (bermakna memiliki)
  • Berduka (bermakna tentang suatu kondisi)
  • Bertiga (bermakna jumlah)
  • Berbau (bermakna mengeluarkan)
Penggunaan "ber-" dalam kata-kata tersebut memberikan nuansa makna yang berbeda sesuai dengan konteks kalimatnya.

b. Makna imbuhan awalan “ke-“

Imbuhan di awal kata yang menggunakan “ke-” dapat memiliki makna tingkatan, seperti kedua, ketiga, dan kelima.

Imbuhan "se-" di awal kata dasar dapat memiliki berbagai makna, seperti bilangan, seluruh, melakukan bersama-sama, satu atau tanggal, setara, dan waktu. Contoh penggunaan imbuhan "se-" dalam kata-kata seperti:
  • Seratus (bilangan)
  • Sekantor (seluruh orang yang bekerja di kantor yang sama).
  • Seperjuangan (usaha yang dilakukan bersama-sama)
  • Sebuah (satu)
  • Setinggi (kesetaraan dalam tinggi)
  • Sebelum (menyatakan waktu sebelum sesuatu terjadi)
Imbuhan "se-" memberikan variasi makna yang bergantung pada konteks penggunaannya dalam kalimat.

c. Makna Imbuhan awalan pe-

Imbuhan “pe-” di awal kata dapat berubah bentuk menjadi per-, peny-, atau pel- sesuai dengan bentuk kata dasarnya. Penggunaan awalan “pe-” ini dapat bermakna profesi, tindakan, sifat, alat, sebab, satuan hitung, dan kata kerja.

Contoh kata dasar dengan imbuhan “pe-” di awal adalah:
  • Pelajar (profesi)
  • Penjual (suatu tindakan)
  • Pemalas (sifat)
  • Penggaris (alat tulis)
  • Pemanis (sebab)
  • Perkilogram (satuan hitung)
  • Permainan (kata kerja)

d. Makna imbuhan awalan “ter-”

Penggunaan imbuhan “ter-” di awal kata dasar bisa memiliki makna paling, sudah, tidak sengaja, mendadak, atau hasil dari sebuah tindakan. Contoh penggunaan imbuhan “ter-” di awal kata adalah:
  • Tercantik (bermakna paling) 
  • Terlihat (bermakna sudah)
  • Terbawa (tindakan tak disengaja)
  • Tertidur (tindakan mendadak)
  • Tercemar (hasil dari sebuah tindakan)
Imbuhan "ter-" menambahkan variasi makna yang bergantung pada konteks penggunaannya dalam kalimat.


2. Sufiks (Akhiran)

a. Makna imbuhan akhiran “-i”

Imbuhan “-i” di akhir kata dasar dapat membentuk kata kerja. Contoh penggunaan imbuhan “-i” di akhir kata dasar adalah:
  • Awali
  • Akhiri
  • Jauhi
Imbuhan "-i" mengubah kata dasar menjadi kata kerja yang menunjukkan tindakan atau aktivitas.

b. Makna imbuhan akhiran “-kan”

Imbuhan “-kan” di akhir kata dasar dapat memiliki makna kata kerja, menjadi sesuatu, atau melakukan sesuatu. Contoh penggunaan imbuhan “-kan” di akhir kata dasar adalah:
  • Membersihkan (kata kerja)
  • Tuntaskan (menjadi sesuatu)
  • Ambilkan (tindakan melakukan sesuatu)
Imbuhan "-kan" mengubah kata dasar menjadi kata kerja yang menunjukkan tindakan atau proses tertentu.

c. Makna imbuhan akhiran “-nya”

Penggunaan imbuhan “-nya” di akhir kata dasar dapat memiliki berbagai makna, seperti sesuatu yang telah terjadi, kepemilikan, kondisi yang sedang dialami, pernyataan, penunjuk, dan tingkatan. Contoh kata dasar dengan imbuhan “-nya” adalah:
  • Jalannya (sudah terjadi)
  • Bukunya (kepemilikan)
  • Tenangnya (kondisi yang sedang dialami)
  • Selamanya (pernyataan)
  • Warnanya (penunjuk)
  • Sekaya-kayanya (tingkatan)
Imbuhan "-nya" menambahkan nuansa makna yang bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya dalam kalimat.

3. Infiks (Sisipan)

a. Makna imbuhan sisipan “-el-”


Imbuhan “-el-” yang disisipkan di tengah kata dasar dapat membentuk kata kerja dan kata benda. Contoh imbuhan “-el-” di tengah kata dasar adalah:
  • Melaju (kata kerja)
  • Telapak(kata benda)

b. Makna imbuhan sisipan “-er-”

Imbuhan “-er-” yang disisipkan di tengah kata dasar dapat membentuk kata benda. Contoh imbuhan “-er-” di tengah kata dasar adalah:
  • Kerudung
  • Seruling

c. Makna imbuhan sisipan “-em-”

Imbuhan “-em-” yang disisipkan di tengah kata dasar dapat membentuk kata sifat. Contoh imbuhan “-em-” di tengah kata dasar adalah:
  • Gemetar
  • Kemilau
  • Semilir

d. Makna imbuhan sisipan “-in-”

Penggunaan imbuhan “-in-” di tengah kata dasar dapat membentuk kata kerja. Contoh imbuhan “-in-” di tengah kata dasar adalah:
  • Kinerja
  • Sinambung

4. Konfiks (Gabungan Awalan dan Akhiran)


a. Makna imbuhan “se-nya”

Penggunaan imbuhan “se-nya” di awal dan akhir kata dasar dapat bermakna sebagai tingkatan, waktu, atau contoh. Contoh penggunaan imbuhan “se-nya” pada kata dasar adalah:
  • Sepandai-pandainya (tingkatan)
  • Setibanya (waktu)

b. Makna imbuhan “pe-an”

Penggunaan imbuhan “pe-an” di awal dan akhir kata dasar dapat bermakna sebagai cara, tempat, atau alat. Contoh penggunaan imbuhan “pe-an” pada kata dasar adalah:
  • Pengiriman (cara)
  • Perumahan (tempat)
  • Penglihatan (alat)

c. Makna imbuhan “ber-an”

Imbuhan “ber-an” yang terletak di awal dan akhir kata dasar dapat membentuk makna saling dan perbuatan yang dilakukan banyak orang. Contoh penggunaan imbuhan “ber-an” pada kata dasar adalah:
  • Berpandangan (saling)
  • Berhamburan (perbuatan yang dilakukan banyak orang)

Kesimpulan 


Pemahaman tentang kata imbuhan sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan menguasai berbagai jenis imbuhan serta maknanya, kita dapat membentuk kata-kata yang lebih bervariasi dan tepat guna. Imbuhan tidak hanya berfungsi mengubah makna kata dasar, tetapi juga memperkaya struktur kalimat dan memperjelas pesan yang ingin disampaikan.

Mengetahui cara menggunakan imbuhan seperti prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks, serta memahami makna di balik penggunaannya, akan membantu kita menulis dan berkomunikasi dengan lebih efektif. Selain itu, penguasaan imbuhan juga mendukung kemampuan kita dalam menganalisis dan memahami teks, baik dalam konteks akademik maupun sehari-hari.

Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat mengenai kata imbuhan dan penggunaannya. Dengan terus belajar dan berlatih, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan menulis dengan lebih baik.

Posting Komentar untuk "Kata Imbuhan: Fungsi, Jenis, Contoh, dan Maknanya"

https://rajabacklink.com/refferal.php?q=331715f2fe524ed42a3f58aabf89f08e2aa94951b628c93421